Komp. Perkantoran Marante, Jl. Poros Rantepao – Palopo KM.4, Lembang Tondon Kecamatan Tondon info@torajautarakab.go.id 085175359919

 

Toraja Utara kembali menjadi tujuan studi lapangan bagi mahasiswa Arsitektur Universitas Hasanuddin, yang melakukan kunjungan akademik pada Kamis (28/11/2025) di Aula Dinas Perpustakaan. Kegiatan dibuka oleh Bupati Toraja Utara Frederik Victor Palimbong.

Rombongan mahasiswa hadir bersama sejumlah dosen pendamping, termasuk Edward Syarif, S.T., M.T., yang menyampaikan bahwa Toraja Utara memiliki kekuatan arsitektur dan tata ruang yang layak menjadi lokasi studi dan penelitian.

“Toraja Utara punya kekayaan arsitektur tradisional dan dinamika ruang yang menarik untuk dikaji. Banyak mahasiswa menjadikan daerah ini sebagai objek penelitian sekaligus bentuk pengabdian,” ujar Edward.

Dalam sambutannya, Bupati Toraja Utara menyampaikan apresiasi atas kunjungan tersebut dan mengajak mahasiswa melihat implementasi Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPARDA 2015–2030) serta dinamika pembangunan wilayah.

Silakan melihat langsung bagaimana konsep perencanaan tata ruang dan pengembangan pariwisata kami diterapkan di lapangan. Toraja Utara adalah daerah yang sedang bertumbuh, dan banyak prosesnya bisa menjadi bahan belajar bagi mahasiswa arsitektur,” ujar Bupati.

Bupati kemudian memperkenalkan sejumlah alumni Universitas Hasanuddin yang kini berperan dalam pembangunan daerah, termasuk sektor tata ruang, pariwisata, hingga pengembangan Geopark Toraja Utara yang sedang diajukan ke tingkat nasional dan UNESCO. Ia juga berbagi pengalamannya bekerja di sektor pertambangan sebelum mengabdi sebagai Wakil Bupati dan Bupati.

Dalam sesi diskusi, Bupati memaparkan tantangan Toraja Utara sebagai kabupaten termuda di Sulawesi Selatan, termasuk kebutuhan akan kantor pemerintahan permanen. Ia menjelaskan bahwa perencanaan kantor baru telah diajukan ke Bappenas, sementara gedung lama sedang dialihfungsikan menjadi rumah sakit dalam program PHTC pemerintah pusat.

Pada bagian budaya, Bupati menekankan pentingnya memahami Tongkonan sebagai identitas arsitektur Toraja.

Tongkonan dibangun tanpa paku, dikerjakan berdasarkan keterampilan tradisional. Memahami Tongkonan berarti memahami hubungan kekerabatan dan budaya Toraja secara utuh,” jelasnya.

Arsitektur Toraja, terutama Tongkonan, telah lama menjadi objek kajian akademik karena keunikan bentuk, konstruksi, dan fungsi sosialnya. Dengan struktur kayu yang dirakit tanpa paku, proporsi atap pelana melengkung, serta orientasi bangunan yang mengikuti aturan kosmologi leluhur, Tongkonan memadukan teknik konstruksi tradisional dengan nilai-nilai kekerabatan dan ritus budaya. Kekhasan inilah yang membuat Toraja Utara menjadi salah satu lokasi studi arsitektur vernakular yang paling sering dipilih mahasiswa dan peneliti, termasuk dari Universitas Hasanuddin.

 

 

Diskominfo-SP - 2025